Kegunaan suatu produk diukur dari seberapa baik kinerjanya di setiap situasi. Secara budaya, suatu produk dipandang bermanfaat jika mampu mempertahankan relevansinya sepanjang sejarah. Dan hal itu mengingatkan pada Adidas Original.
Adidas telah berulang kali mewujudkan sentimen ini sepanjang sejarah warisannya. Sejak pertama kali diperkenalkan lebih dari 50 tahun lalu, logo trefoil yang ikonik telah jadi bagian integral dalam membangun serangkaian estetika antar generasi.
Beberapa siluet sneakers punya makna tersendiri dalam lanskap budaya yang kuat. Dari sekian jenis sepatu Adidas, terdapat trio sneakers ikonik yang telah berevolusi dalam mempengaruhi tren dan gaya masa kini. Apa saja trio tersebut? Simak ulasannya berikut ini.
Baca juga: Tren Lagi Nih! Sneakers Adidas Samba Jadi Favorit Fashion Artis Korea
Sneakers Adidas telah diadopsi dan diterapkan dalam berbagai konteks. Termasuk tiga sneakers ini yang banyak orang memakainya, mulai dari pesepakbola, legenda hip-hop, hingga artis kenamaan.
Mereka adalah Adidas Samba, Gazelle, dan Superstars. Meski debut sebelum tahun 1970, trio ikonik tersebut masih jadi pengaruh tren dan kode gaya kekinian. Ketiga sneakers tersebut menawarkan corak klasik yang hanya bisa diberikan oleh merek utama, dan tetap jadi yang terdepan dalam gaya.
Untuk menghormati pengaruh Adidas dan tiga rangkaian siluetnya, Teman iStyle diajak untuk melihat lebih dekat garis waktu dari trio sneakers ikonik Adidas, mulai dari konsep hingga grail yang harus dimiliki.
Sumber: Google
1950-an: Dirancang oleh pendiri merek Adi Dassler untuk mengakomodasi kondisi lapangan es di Jerman. Pertama kali muncul sebagai sepatu mid-top yang lebih besar dan dibuat dengan bagian atas berbahan kulit anak sapi.
Sepatu ini dirilis pada pada pertandingan sepak bola antar-Jerman dan sepatu ini mendapatkan gelar ikoniknya berkat daya tahannya dalam kondisi dingin dan licin.
1960: Mengalami desain ulang lain yang lebih mirip dengan sneakers yang kita lihat sekarang. Terbuat dari kulit sapi dan dilengkapi tab penarik di bagian tumit untuk bantalan dan dukungan yang lebih baik.
1970-an: Samba mendapatkan popularitas sebagai sepatu futsal dalam ruangan pilihan.
1990-an: Diadopsi sebagai sepatu gaya hidup yang dikenakan oleh para skater oleh komunitas skate karena estetika jalanannya yang kokoh karena perpaduan antara daya tahan dan gaya.
2000-an-Sekarang: Diadaptasi sebagai sepatu gaya hidup karena warisan dan tampilannya yang gak lekang oleh waktu. Menerima iterasi terbaru dari raksasa industri seperti Grace Wales Bonner, dan jadi bagian penting dari tren fashion “Bloke-core” yang populer muncul di media sosial. Para penggunanya memadukan Adidas Samba Core dengan pakaian yang serasi dan perlengkapan sepak bola vintage dengan sepatu klasik.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Sepatu Adidas Samba Gayanya Gak Akan Pernah Mati
Sumber: Google
1966: Diadaptasi dari siluet atletik Olimpiade, sepatu performa ini mendapatkan ketenaran sebagai sepatu latihan pertama yang sebagian besar dibuat dengan bahan suede.
1971: Didesain ulang dengan sol sel mikro dan tab tumit berwarna putih yang mengingatkan kita pada siluet yang kita kenal sekarang.
1972: Perenang Olimpiade legendaris Mark Spitz mengangkat sneakers-nya ke udara selama lagu kebangsaan setelah meraih salah satu dari tujuh medali emasnya pada pertandingan tahun itu di Jerman.
1980-an: Sekelompok pengagum muda asal Inggris berseru untuk menambahkan Gazelle ke dalam rotasi mereka dalam upaya menyesuaikan diri dengan tren populer saat itu.
1990-an: Adidas merilis beragam warna dan konsep untuk menghormati tingginya permintaan akan sepatu tersebut. Mulai dari model Kate Moss hingga Fred Durst dari Limp Bizkit terlihat mengayunkan sepatu ini.
2000-an-Sekarang: Adidas Gazelle “kembali” ke mode arus utama. Menerima perubahan dari label kelas atas seperti Gucci, sepatu yang keren ini terus diperjuangkan oleh bintang sepak bola Mo Salah dan musisi Harry Styles, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Adidas x Craig Green Rivalry Polta Akh: Siluet Bermotif Monokromatik
Sumber: Google
1970: Berasal dari keinginan untuk mencapai performa yang lebih baik di lapangan basket, Superstar dengan cepat mendapatkan cinta dari atlet seperti Kareem Abdul-Jabbar dan George Gervin. Sepatu punya keunggulan pada cengkeraman, fleksibilitas, dan dukungan tingkat lanjut untuk pergerakan yang lebih cepat, yang diperlukan untuk permainan bola basket.
1980-an: Run DMC mengadopsi sepatu tersebut, bersama dengan baju olahraga khas Adidas original, sebagai bagian dari seragam pernyataan mereka. Grup rap Hall of Fame merilis lagu “My Adidas” sebagai penghormatan kepada sepatu kets favorit mereka.
2003: Merek streetwear Jepang yang bersejarah, A Bathing Ape, bekerja sama dengan Adidas untuk merilis siluet berujung cangkang.
2005: Adidas merayakan 35 tahun Superstar dengan berkolaborasi dengan musisi, seniman, dan kolektif kreatif seperti Missy Elliot. Merek asal Jerman ini juga berkolaborasi dengan Disney untuk membuat 35 desain Adidas Disney Superstar yang unik.
2010-an-Sekarang: Superstar menerima perubahan dari nama-nama besar seperti Pharrell Williams dan Prada dalam perjalanannya menjadi nama klasik dalam sejarah alas kaki. Adidas merilis Superstar XLG pada musim panas 2023 untuk memperkenalkan kembali siluet tersebut kepada generasi baru penggemar sneakers dan kurator budaya.
Teman iStyle bisa belanja trio sneakers Adidas Original yang punya gaya abadi ini di iStyle.id loh. Ada banyak penawaran harga menarik dan juga voucher sampai dengan Rp350K dalam menyongsong anniversary iStyle yang ke-6. Buruan cek langsung ke website iStyle sekarang juga, sebelum kehabisan promonya!
Sumber:
Highs Nobiety
Adidas
Comments
You must Register or Login to post a comment.