Sejarah PUMA Suede penuh warna seperti kebanyakan variasi tonal yang tersedia saat ini. Dari iterasi pertama sebagai crack hingga suede seperti yang dikenal sekarang.
Sneakers PUMA ini punya ratusan cerita untuk dibagikan, mulai dari podium dengan salah satu aktivis hak-hak sipil pertama dalam olahraga, ikon gaya pertama bola basket, hingga momen-momen penting kontra-budaya termasuk hip hop.
Baca juga: Rekomendasi Sneakers Puma yang Bikin Gaya Kasual Makin Keren
Sumber: Google
Suede adalah sneakers sepanjang masa yang berhasil melampaui tren dan selera. Ini bisa sampai pada estetika minimalnya, dimana bagian upper berpotongan rendah dan berbahan suede yang lembut.
Sneakers ini bisa dipadukan dengan pakaian apa aja, mulai dari pakaian olahraga hingga setelan formal.
Asal mula suede dimulai pada tahun 1968 ketika PUMA merilis sepatu hangat mereka, Crack. Bahan suede dipilih sebagai pilihan utama untuk bagian atas sepatu karena memudahkan pewarnaannya menjadi warna yang berbeda.
Crack pertama diberikan kepada para atlet di Olimpiade Meksiko 1968. Disinilah Suede (atau Crack pada saat itu) bertemu dengan Tommie Smith.
Untuk sebagian besar atlet PUMA, Crack suede akan disediakan dalam warna biru dan putih, tetapi untuk Smith yang kit tim AS tidak disediakan oleh PUMA, ia menerima versi hitam dan putih yang sekarang terkenal.
Selang empat tahun kemudian di tahun 1972, PUMA membuat kudeta yang signifikan, terhubung dengan point guard New York Knicks, Walt “Clyde” Frazier. Sang pemain langsung tertarik pada gaya ringan dan rendah dari Crack Suede.
Dengan melakukan penyesuaian pada siluetnya agar cocok dengan Frazier di lapangan, lahirlah Clyde. Hampir seketika, popularitas PUMA Clyde meledak.
Ledakan popularitasnya berlanjut sampai tahun 80-an saat sneakers bertemu dengan para seniman grafiti yang membutuhkan sepatu yang pas dengan tampilan New York yang khas. Tetapi tetap punya performa dan kenyamanan yang diperlukan untuk berpindah-pindah lokasi.
Baca juga: 4 Model Sepatu PUMA Untuk Pria yang Bikin Penampilan Makin Keren
Sumber: Google
Popularitas sneakers di AS semakin populer di luar negeri, dengan b-boys dan b-girls mengambil tampilan yang begitu mudah dibawa oleh rekan-rekan di Amerika Serikat.
Inilah waktu yang tepat bagi PUMA untuk mempromosikan suede mereka secara internasional. Sampai pada akhirnya, PUMA Suede seperti yang kita kenal sekarang masuk ke pasaran.
Sneakers tersebut adalah ikon di kancah AS, dan cabang PUMA di Inggris bahkan memutuskan untuk menamainya “Amerika Serikat” untuk rilis pertamanya di Inggris.
Suede tidak pernah meninggalkan hip-hop, setiap pecinta sneakers tahu bahwa mereka harus punya setidaknya satu model untuk dianggap sebagai kolektor sejati.
Ini sangat bergantung pada sejarah yang dimiliki Suede dan rasa hormat yang pantas didapatkan. Generasi demi generasi telah ada untuk menceritakan kisah penting, dengan model PUMA Classic XXI yang terinspirasi dari arsip lama.
Sumber: Google
Dalam beberapa tahun terakhir, Suede mengilhami sepatu PUMA pertama Rihanna, dan Fenty Creeper. Sementara Direktur Kreatif PUMA Hoops Jay-z memilih Clyde sebagai sepatu untuk model perilisan pertama yang kembali ke bola basket dengan PUMA Clyde Court Disrupt.
Lebih dari 50 tahun berlalu dan sneakers PUMA yang pertama masih menginspirasi model-model baru. Mereka yang memakainya mewakili diri mereka sendiri dan menciptakan momen yang menentukan generasi mereka sendiri.
Kunjungi iStyle.id untuk melihat berbagai koleksi PUMA Suede. Ada banyak penawaran terbatas yang menarik, lho!
Sumber:
High Snobiety
Sneaker Freaker
Comments
You must Register or Login to post a comment.