Sepatu Tabi boot dengan ujung terbelah sudah jadi identik untuk rumah mode Maison Margiela sejak diperkenalkan pada tahun 1988.
Sepatu bot avant-garde telah menjadi barang pokok merek tersebut, dan telah mengumpulkan banyak kolektor selama bertahun-tahun.
Namun, bagaimana sebenarnya sepatu bot bisa masuk ke kancah mode mewah? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Maison Margiela Tabi Shoes: Sepatu Unik yang Kental dengan Budaya Jepang
Sumber: Google
Siluet Tabi berasal dari Jepang pada abad ke-15, di mana kaus kaki mulai diproduksi secara massal dengan kapas impor dari Tiongkok. Menampilkan desain jari kaki terbagi yang dibuat untuk dikenakan dengan sandal thong tradisional.
Kaus kaki Tabi kemudian menjadi simbol status masyarakat hierarkis, dengan warna emas dan ungu dikenakan oleh kalangan atas. Rakyat jelata mengenakan pakaian berwarna biru, dan samurai dapat mengenakan warna apa pun kecuali warna yang disebutkan di atas.
Desain ini kemudian ditingkatkan dengan sol karet untuk pakaian outdoor pada tahun 1900-an, yang disebut “Jika-Tabi,” dan masih dipakai hingga saat ini sebagai sepatu formal. Sementara desain ujung kaki yang terbelah bantu meningkatkan keseimbangan dan pikiran yang jernih.
Baca juga: 4 Bintang Korea yang Fashionable Banget Pakai High Boots
Sumber: Google
Setelah terinspirasi oleh desainer Jepang, seperti Rei Kawakubo dari COMME des GARCONS serta Yohji Yamamoto, dalam perjalanan ke Jepang bersama Antwerp Six yang terkenal, Martin Margiela mengadopsi siluet tabi dan membawanya ke dunia mode mewah.
Sepatu Tabi boot berkuku belah pertama kali muncul di peragaan busana Margiela pada tahun 1988, di mana para model ditutupi jas lab dan cat merah, berjalan di lantai berbahan kain putih, meninggalkan jejak kaki terbelah.
Cetakan tersebut kemudian digunakan untuk membuat koleksi berikutnya, di mana sang desainer membuat kain tersebut menjadi jas hujan tebal dengan pita yang menandai bagian pinggang.
Siluet tersebut gak konvensional dan gak dikenal di Barat, tetapi menjadi kesuksesan Margiela yang menentukan pada awal mulanya di industri ini. Hal ini kemudian jadi pokok dalam koleksi label masa depan selama lebih dari 30 tahun.
Sang desainer juga pernah mengatakan gak ada anggaran untuk bentuk baru. Jadi dia gak punya pilihan lain selain melanjutkan gaya jika menginginkan sepatu. Tetapi disinilah tangga menuju suksesnya, dimana setelah dari beberapa koleksi, orang-orang mulai meminta dan menginginkan lebih.
Namun hal itu gak selalu mudah. Awalnya Margiela terpaksa mengecat ulang sepatu musim sebelumnya yang gak laku karena gak ada anggaran untuk membuat desain baru.
Sumber: Google
Desain Tabi Martin Margiela awalnya diperkenalkan untuk wanita dengan menggunakan sepatu hak tinggi, namun siluet asli dari Jepang selalu unisex. Baru bertahun-tahun setelah kepergian Martin dari label eponymous-nya, rumah tersebut mulai membuat sepatu bot Tabi untuk pria.
Kini sudah 30 tahun sejak siluet diperkenalkan ke industri fashion, dan jari kaki terbelah telah menyebabkan perpecahan sejak hari pertama.
Sepanjang karier Martin Margiela, sepatu Tabi telah ditafsirkan ulang menjadi segala bentuk mulai dari bakiak dan sandal, hingga sekadar sol yang dikenakan dengan menempelkannya di kaki. Selain itu, ada juga sneakers dengan fitur unik, sepatu bot setinggi paha, sepatu balet, sepatu loafers lace-up dan lain sebagainya.
Sayangnya, gak ada informasi sama sekali mengenai kepergian sang desainer, namun hal ini bisa terjadi kapan saja antara tahun 2002 dan 2009.
Sejak saat itu, siluetnya tetap jadi bagian penting yang selalu hadir kembali di setiap koleksi, dengan menggunakan bahan, warna, siluet baru, dan lain-lain.
Baca juga: 5 Model Sepatu Loafers Pria dan Cara Menata Gayanya
Sumber: Google
Martin Margiela memang bukan penemu sepatu bergaya Tabi, tetapi ia berperan besar dalam memperkenalkan siluet tersebut ke dunia barat. Menyusul kesuksesan sepatu tersebut, merek seperti Nike dan Prada sama-sama pernah mencoba estetika kaki terbelah.
Lalu yang terbaru, direktur kreatif Vetements Demna Gvasalia, yang bekerja di Maison Margiela dari tahun 2009 hingga 2012, meluncurkan sepatu yang terinspirasi Tabi pada musim gugur/dingin 2018.
Namun, peluncuran sepatu tersebut menuai kontroversi, seperti @diet_prada dan @margielatab1mengkritik desainer Georgia karena “penipuan terang-terangan”, serta jurnalis mode yang mengutuk desain tersebut.
Gvasalia kemudian menanggapi kritik tersebut dengan menyatakan bahwa baginya, “Margiela bukanlah sebuah rumah, itu adalah sebuah filosofi.”
Kultus Tabi lalu bersatu dan membuktikan bahwa mereka masih sekuat sebelumnya, dan memastikan untuk memberitahu kita bahwa gak ada seorangpun yang bisa melakukan gaya Tabi seperti Martin Margiela.
Kini sepatu bot Tabi telah berusia 32 tahun, dan gak diragukan lagi sudah menjadi desain label yang paling dikenal dan terus menarik perhatian sampai saat ini.
Sepatu boot bergaya Tabi dari Maison Margiela bisa kalian beli kini di iStyle.id dengan penawaran harga yang sangat menarik. Yuk, langsung ke situs resmi iStyle untuk cek produknya!
Sumber:
Hypebae
Earth Runners
Comments
You must Register or Login to post a comment.