Sebagai seorang guru baru, Bu Guru Oishi diamanahkan untuk mengajar di sebuah desa nelayan yang sederhana, desa tanjung. Di sana, dia merasakan kehangatan dan kasih sayang dari murid-muridnya yang menginspirasi kehidupannya. Namun, perjalanan ini tidak selalu mudah karena perang telah menghancurkan segalanya. Bersama dengan murid-muridnya, Bu Guru Oishi harus beradaptasi dengan perubahan zaman yang terus berlangsung.
Buku ini aslinya berbahasa Jepang dengan judul Nijushi No Hitomi karangan Sakae Tsuboi, seorang Japanese novelist, yang kemudian diterjemahkan oleh Akira Miura, kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Tanti Lesmana. Buku ini juga sudah terbit lama, yaitu tahun 1952.
Baca juga: Kim Seon Ho Jadi Psikopat dalam Debut Film Terbarunya 'The Childe'
Bahasan tentang perang pada buku ini yang dirasakan para tokoh juga dapat dirasakan oleh Teman iStyle. Berisi total 10 bab, dan tidak ada bagian yang menonjolkan sisi kelam perang. Ditulis dari sudut pandang anak-anak yang masih polos dan belum mengerti tentang sisi gelap dari peperangan. Mereka hanya menikmati hari mereka seperti biasa, seperti bermain dengan riang gembira.
Novel ini akan membuat Teman iStyle larut dalam pandangan anti perang dan kisah pendidikan anak-anak desa tanjung. Alurnya lambat, yang mungkin akan sedikit membosankan. Namun, hal inilah yang akan membuat Teman iStyle merasa rileks sepanjang membaca buku ini.
Baca juga: Keren! Lee Min Ho Debut Sebagai Creative Director di ‘Project M’
Sumber foto: iStyle
Cukup banyak tokoh yang terdapat didalam buku Dua Belas Pasang Mata ini. Teman iStyle pada awalnya mungkin akan kebingungan, namun itu semua akan mudah dipahami seiring membaca buku. Teman iStyle akan bertemu dengan tokoh Ibu Guru Hisako Oishi, Fujiko Kinoshita, Masuno Kagawa, Matchan, Tadashi, Marioka, Sanae, Yamaishi, Sonki,Takeichi, Isokichi, Matsue,Bapak Guru, Misako, Kotsuru Kabe, Katoi Katagiri. Setiap tokoh melengkapi satu sama lain dengan karakter mereka masing-masing. Ada yang anak nelayan, anak orang kaya, tukang kayu bahkan pengangkut barang. Semuanya berkumpul jadi satu dalam satu kelas.
Baca juga: Seolhyun dan Joo Ji Hoon Akan Berkolaborasi dalam Drama Baru Adaptasi Webtoon
Kamu akan melihat bahwa betapa Jepang sangat menghargai profesi seorang guru sangat dihargai. Karena guru adalah pihak yang berjasa untuk dunia pendidikan terutama untuk mencetak generasi muda yang berkualitas. Bagi Jepang, pendidikan akan mengembalikan apa saja yang terjadi setelah perang, kecuali nyawa manusia.
Jika teman iStyle penasaran dengan isi lengkap dari buku ini, bisa mendapatkan buku ini di iStyle atau klik disini. Selamat membaca!
Comments
You must Register or Login to post a comment.